Selasa, 15 Januari 2013

cambodia experience

Suosday! Sok sabai chea tay?
Bahasa planet? Bukan, itu Bahasa Khmer yang biasa dipake orang-orang Kamboja sehari-hari.
Artinya, Halo! Apa kabar?

Gue lagi di ibukota Kamboja, PhnomPenh. Ini hari kedua gue di sini. Gue di sini rencananya akan mengajar Bahaasa Inggris anak-anak SD. Bisa lo bayangin gue ngajar English tanpa ngerti bahasa lokal sama sekali? Gue belum bisa bayangin. Masih gelap. Well, gue akan tau jawabannya setelah gue ngajar hari pertama. Kedengerannya mengerikan dan sangat membuat gue takut. Gue ga ada pengalaman ngajar. Dan gue ga ngerti bahasa Khmer. -_- Tapi gue nekat. Gue pengen dapet pengalaman baru. So, I put myself out of the box of comfort zone.

Di sini gue tinggal di sebuah rumah yang bisa dibilang kostan. Ngga ngerti juga sih kenapa ini kostan harus mahal. Roommate gue adalah seorang cewek Indonesia bernama Enggar yang dipanggil Engga sama orang-orang China penghuni kost. Kamar depan kamar gue dihuni sama dua cowok asli China yang umurnya jauh di atas gue dan sudah bergelar Master. Kamar sebelah kanan kamar gue ada satu cewek dari Taiwan dan satu cewek dari China. At the upstair, there are four Chinese girls and one Chinese boy. Well, there are many Chinese in this house. They talk Mandarin a lot dan gue hanya ternganga kalo denger percakapan mereka.

Oke, segitu dulu cerita gue pagi ini. I'll tell you a lot of my story here. Soon.

Caiciyen!
 -teplonantikarat-